Selasa, 11 Februari 2014

Tari Muangsangkal ( Khas Sumenep , Madura )

Tari Muang Sangkal

15 Desember 2013 pukul 13:40
Tari muang sangkal adalah salah satu tarian asli Sumenep. Kini tarian tersebut menjadi ikon seni tari di Sumenep. Tari muang sangkal diciptakan oleh Taufikurrachman pada tahun 1972. tarian tersebut sejak diciptakan hingga sekarang sudah dikenal di luar Madura dan luar negeri.
Tercetusnya tari muang sangk al dilatar belakangi banyak hal. Antara lain, kepedulian para seniman dalam menerjemahkan alam madura yang sarat karya dan keunikan. Juga mengangkat sejarah kehidupan kraton yang dulu pernah ada di Madura (Sumenep).
Secara harfiah, muang sangkal terdiri dari 2 kata dari Bahasa Madura dengan makna yang berbeda. Muang mempunyai arti membuang dan sangkal bermakna petaka. Jadi, muang sangkal bisa diterjemahkan sebagai tarian untuk membuang petaka yang ada dalam diri seseorang.
Sebenanya gerakan dalam tari muang sangkal tidak jauh berbeda dengan tarian pada umumnya. Namun, ada keunikan yang menjadi ciri khas tarian tersebut, antara lain:
  • Penarinya harus ganjil, bisa satu, tiga lima atau tujuh dan seterusnya.
  • Busana ala penganti legga dengan dodot khas Sumenep.
  • Penarinya tidak sedang dalam datang bulan (menstruasi)
Pada saat menari, para penari memegang sebuah cemong (mangkok kuningan) berisikan kembang aneka macam. Penari berjalan beriringan dengan gerakan tangan sambil menabur bunga yang ada dalam cemong itu serta diiringi gamelan khas kraton. (Lontar Madura)

Filosofis Tari Muang Sangkal

Saya saring diundang dalam sebuah acara oleh beberapa organisasi atau instansi di Sumenep. Anehnya, di setiap pembukaan acara selalu didahuia dengan tarian Muang Sangkal. Seperti saat saya menghadiri acara Hari Kesatuan Gerak PKK Ke 39 di Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep Jawa Timur hari Rabu 27 April 2011, Hari Koperasi Ke 64 di GOR A. Yani pada hari Rabu  tanggal 20 Juli 2011, Hari jadi Kabupaten Sumenep Ke 742 di Pandapa Kraton Sumenep hari Senin tanggal 30 Oktober 201, Dialog Ekonomi dan Politik di Gedung Kesenian RRI Sumenep pada hari Minggu tanggal 8 April 2012.

Rasa keanehan itu membuat saya ingin tahu mengenai Tari Muang Sangkal. Untuk menemukan jawaban, saya menemui dua teman saya yang sering menari di hampir setiap acara-acara formal yang dilaksanakan oleh beberapa oraganisasi atau instansi pemerintah di Kabupaten Sumenep. Nama dua teman saya adalah Cece dan Ratna. Keduanya saat ini masih berstatus Mahasiswi STKIP PGRI Sumenep.

Tari Muang Sangkal merupakan tari asal Sumenep yang diciptakan oleh seorang seniman asli Sumenep pada tahun 1972, yaitu Taufikurrachman. Sampai sekarang Tari Muang Sangkal masih tetap tampil karena banyak generasi muda yang menyukai untuk belajar menari Mung Sangkal.

“Tari Muang Sangkal merupakan salah satu tari berasal dari Sumenep yang diciptakan oleh seorang seniman Sumenep, Bapak Taufikurrachman pada tahun 1972. Tarian Muang Sangkal saat ini menjadi ikon Seni tari di Sumenep dan sudah terkenal ke manca negara. Tari ini bertahan sampai sekarang karena banyak teman-teman yang suka berlatih bersama saya.” Ungkap Cece.
Arti secara harfiah, Tari Muang Sangkal berasal dari dua Bahasa Madura, yaitu “Muang” dan “Sangkal”. Muang artinya membuang, sangkal artinya petaka. Jadi Tari Muang Sangkaladalah tari untuk membuang petaka yang akan terjadi pada manusia.

“Setiap manusia lahir ke duania ini membawa dua ketentuan yaitu mendapatkan keselamatan dan mendapatkan mala petaka, kita sebagai manusia diwajibkan untuk berusaha menjaga diri dari mala metaka itu dengan keyakinan masing-masing, seperti TariMuang Sangkal ini di percaya oleh seniman Sumenep termasuk saya bisa membuang sangkal yang ada pada diri seseorang.”. Tambah Cece.

Gerakan Tari Muang Sangkal tidak jauh beda dengan gerakan-gerakan tari lainnya. Namun Tari Muang Sangkal memiliki beberapa keunikan yang menjadi ciri khas Taria Muang Sangkal itu sendiri. Keunikan tersebut yaitu penarinya perempuan semua dan berjumlah ganjil, bisa satu, tiga, lima, tujuh, sebelas dan seterusnya, Pakaian yang dipakai adalah busana pengantin legga dengan dodot khas Sumenep, dan penarinya tidak dalam keadaan menstruasi.

“Penari Muang Sangkal dipilih perempuan karena gerakan perempuan lebih gemulai dan lebih indah daripada laki-laki. Tidak berpasangan dengan laki-laki karena menjaga kesucian tarian ini, dalam keadaan bergerak antara penari laki-laki dan penari perempuan bisa bersentuhan, bila laki-laki dan perempuan bukan muhrim bersentuhan, maka menodai sucinya tarian ini. Sama halnya mengapa penari tidak boleh dalam keadaan haid. Jumlah penari harus ganjil karna Tuhan itu Maha Esa.” Kata Ratna.
Pada tahun 2008, Tari Muang Sangkal ini meneriman penghargaan dari Cak Durasin Award yang diwakili oleh Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur di Surabaya. Pada tahun 2008, Tarian Muang Sangkal juga pernah tampil dalam pelaksanaan Pekan Budaya Nasional yang dilaksanakan di Legian Beach, Denpasar Bali.
Ini merupakan sebuah penghargaan yang luar biasa dan patut disyukuri karena penghargaan semacam ini tidak diberikan mudah diperoleh. Untuk memperoleh penghargaan butuh usaha yang maksimal dan dukungan dari semua elemen masyarakt, khususnya masyarakat Sumenep dan masyarakat di luar Sumenep pada umumnya. (Pusawi Adiwijaya)

Tulisan diatas menyalin dari : Lontar Madura http://www.lontarmadura.com/tari-muang-sangkal/#ixzz2nWUoMuVz
Harap mencatumkan link sumber aktif 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar